Sabtu, 11 Agustus 2012

K2N UI 2011, Sahabat Morotai...


Sekitar satu tahun yang lalu, saya  mendapat kesempatan untuk melaksanakan K2N UI di daerah perbatasan Indonesia. Saat itu, saya mendapat kesempatan untuk mengabdi di Desa Wayabula, Kabupaten Pulau Morotai. Pada awalnya, saya pun tidak mengetahui daerah itu letaknya dimananya Indonesia (maklum buta peta :p ), setelah mencari-cari di mbah google, barulah saya mengetahui daerah ini terletak di ujung utaranya Indonesia, provinsi Maluku Utara!
Perjalanan yang...
Perjalanan kami ke Desa Wayabula ini cukup menantang. Setelah mendapatkan pelatihan di armatim selama seminggu, Saya beserta 9 peserta lainnya dan seorang dosen pembimbing berangkat dari Bandara Juanda Surabaya menuju bandara Sultan Baabulah, Ternate. Kebetulan itu adalah nama kelompok kami J.
Sahabat Morotai di Bandara Juanda
Dr kiri ke kanan : Ajhe, saya,Aghny, Kiki, Eja, Disa, Mas Taqi, Tri, Nisa, Koang (captured by Tephy)

Dari Surabaya, kami berangkat pukul 7 pagi dan sampai di Ternate sekitar jam 4 sore.  Ternyata, perjalanan masihlah panjang. Setelah dari bandara, kami langsung menuju dermaga pelabuhan untuk menuju Kota Sofifi. Di perjalanan laut inilah, kami diuji ketangguhan kami. Saat itu, langit memang sudah gelap, namun kami tetap melanjutkan perjalanan, walhasih, di tengah lautan, kami terkena tsunami laut, kaca-kaca speedboat pecah, bahkan ada satu ABK yang terlempar ke laut! Alhamdulillah beliau masih bisa diselamatkan. Di dalam kapal, kami muntah-muntah, kami hanya bisa terdiam panik sambil melantunkan asma Allah, berserah diri (karena memang hanya itu yang bisa dilakukan). Saat itu, saya benar-benar merasakan perjalanan hidup dan mati! Alhamdulillah, kami masih diberi kesempatan untuk hidup *lebaay.
Saya dan Ajhe di Boat yang keadaannya ‘masih baik-baik saja’
Keadaan barang-barang setelah diterjang ombak

Oleh karena perjalanan yang sangat melelahkan, kami istirahat terlebih dahulu di kota Sofifi ini. Disini, tidak ada mini market maupun ruko-ruko, paling hanyalah rumah-rumah sederhana yang mereka jadikan toko kelontong ataupun rumah makan. Keesokan harinya, kami sudah bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Kali ini dengan jalur darat dari Kota Sofifi ke kota Tobelo. Kami menyewa mobil, karena memang tidak ada angkutan umum. Perjalanan ini hampir memakan waktu 5 jam. Dalam perjalanan, sekeliling pemandangannya sangaat indaah..tak bosan-bosannya kami berkata “waaah..kereen”, sampai-sampai para supir yang memang asli sana terheran-heran dengan ke’lebay’an kami.

Saya, Aghny, Kiki dan Nisa dalam perjalanan Sofifi ke Tobelo   
   Kami ingin naik kapal menuju Daruba

Sampai di Kota Tobelo, waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. kami masih harus naik kapal ferry lagi untuk sampai ke Kota Daruba. Dengan bawaan-bawaan kami yang seabrek (tas pribadi, buku-buku, obat-obatan yang sedikit berkurang karena terkena air laut L) kami naik kapal ferry. Perjalanannya pun cukup lama, sekitar 3 jam. Dalam perjalanan, kami lagi-lagi melihat pemandangan yaaang sangaat indaah,air laut yang jernih, banyak pulau-pulau kecil, dan sesekali pasir putih. Kalau kata orang-orang disana : "Jakarta punya Pulau yang namanya Pulau Seribu, kalau kami disni punya seribu pulau!" karena saking banyaknya pulau-pulau kecil disana. Kapal ferry menepi, sampailah kami ke Kota Daruba! Ini adalah ibu kota kabupaten Pulau Morotai (belum nyampe-nyampe juga tapi yah ke Desa kami). Disini kami disambut oleh wakil walikota kabupaten Pulau Morotai beserta staf-stafnya. Kami pun dijamu dengan makanan yang enak-enak (akhirnyaaa :’)).
Kegiatan Presentasi di Kantor Kabupaten Daruba

Setelah mempresentasikan program-program kami, kami melanjutkan perjalanan ke Desa tujuan kami..Desa Wayabula. Eitss, perjalanan masihlah cukup panjang, perjalanan dari Daruba ke Wayabula itu sekitar 4 jam-an lah yaa. Jalanan yang masih bebatuan, dengan bapak-bapak sopir yang ngebut membuat saya mual. Saya berasa lomba off road!! Namun, akhirnyaaaaa pada malam hari sekitar pukul sembilan malam, sampai juga ke desa tempat kami akan mengabdi selama satu bulan, Desa Wayabula. Ternyata desa ini adalah ibukota kecamatan Morotai Selatan Barat, kami disambut lagi oleh bapak Camat beserta para staffnya......
inilah cerita perjalanan kami, cerita bersambung yaaa J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar